Today is My Turn to Make Him Happy!

jejecursing.
5 min readFeb 13, 2023

Kalau saja dua hari yang lalu rekan kantor aku nggak mengingatkanku dengan hari Valentine, mungkin sampai hari ini aku nggak akan bertemu Chris. Sejujurnya, kami nggak pernah merayakan Valentine. Karena bagi kami, setiap hari adalah hari kasih sayang. Namun entah intuisi dari mana, aku berniat untuk merayakannya tahun ini.

Februari tanggal satu kemarin, hubunganku dengan Chris genap memasuki tahun keempat. Selama empat tahun ini, kami berdua jarang sekali memberikan kejutan untuk satu sama lain. Dasarnya juga kami memang tidak menyukai kejutan. Tapi aku merasa bahwa untuk kali ini, Chris layak untuk diberikan kejutan yang menyenangkan. Sehari setelah merayakan anniversary secara sederhana, aku dan Chris sudah harus dipisahkan oleh kesibukan. Intensitas pertemuanku dengan Chris berkurang drastis. Aku sibuk dengan pekerjaanku, begitu juga dengan Chris. Syukurnya kami masih bisa saling keep in touch meski hanya via chat.

Di penghujung hari aku akan mengadukan seluruh kegiatanku pada Chris, bahkan jika sempat, kami melakukan video call. Sekali waktu pernah pada saat sesi video call ku dengan Chris, suasananya sendu sekali. Ini disebabkan oleh jawaban Chris atas pertanyaan yang aku lontarkan. Membuatku merasa kondisi yang menerpa kami berdua ini sangat sepadan dengan hasil yang akan kami dapatkan nanti.

“Kenapa kita jadi jauh banget gini, ya?” begitu tanyaku.

“Hanya sementara, kok, Nin. Kan kita lagi mengusahakan rumah impian kita itu. Aku mohon kamu tahan sebentar, ya? It will be paid off. I promise.” Sekuat tenaga aku menahan agar air mataku tak berjatuhan. Maksudku, siapa yang tidak terharu ketika tahu prianya tengah mengusahakan sesuatu untuk dirimu?

Mari kembali ke topik utama kita kali ini. Tentang kejutan di hari Valentine untuk Chris Aziel. Hari ini aku sengaja mengambil jatah work from home ku demi memaksimalkan kejutan yang hendak aku berikan pada Chris. Setelah memastikan bahwa semua pekerjaan telah ku selesaikan, aku lekas mempersiapkan semuanya. Mulai dari memasak, lalu menata meja bar di pantry-ku sedemikian rupa, hingga sentuhan akhir yaitu mempersiapkan coklat yang kubalut dengan pita warna putih.

Begitu Chris mengabari bahwa ia sudah berada di jalan menuju apartemenku, aku lantas bergegas untuk mempersiapkan diriku. Ku balut tubuhku dengan off shoulder sheat dress, setelahnya ku poles wajahku dengan riasan minimalis. Tepat saat aku selesai mengaplikasikan lipstick pada bibirku, bel pintu apartemenku berbunyi. Ku lirik sekilas melalui intercom siapa yang ada di luar sana. Begitu mendapati Chris tengah berdiri tegap dengan senyum simpulnya, aku langsung membukakan pintu. Semerbak harum vanilla menjamah indera penciumanku. Aku lalu mempersilakan Chris memasuki apartemenku.

Aku berjalan mendahului Chris menuju pantry, hendak mempersiapkan lamb meat steak — his favorite dish — yang sejak tadi matang belum ku potong-potong. Chris lalu menyusulku menuju pantry. Memeluk tubuhku dari belakang. Menghirup wangi tubuhku dengan dalam, setelahnya memberikan beberapa kecupan di ceruk leherku yang terekspos.

“Ini kamu semua yang siapin, Nin?” ucapnya dengan nada pelan.

“Iya, dong! Bagus, nggak?”

Perfect! Thank you, sayangku.”

Selesai dengan urusanku, aku lalu meminta Chris untuk duduk. Memenuhi piring miliknya dengan lamb meat steak buatanku, lalu kami angkat gelas yang berisikan wine untuk bersulang. Setelahnya kami pun makan dalam keheningan.

Did I ever praised your cooking skill? Cause this steak taste so good!!!” pujinya disela-sela mengunyah steak buatanku.

Yes! Dan tolong jangan sering-sering memuji gitu. Nanti aku besar kepala.” Ujarku seraya memegang pipiku yang memanas.

“Kamu harus kuat-kuat aku puji, Nin. Karena seumur hidupmu nanti kamu akan nerima itu terus dari aku.” Katanya dengan tatapan lurus pada mataku.

Ew, so flirty!” ia lantas terkekeh mendengar ucapanku barusan.

Usai makanan habis, kami tak lantas beranjak dari posisi, dengan sisa wine yang ada di gelas, kami memilih untuk berbincang-bincang. Berbagi mengenai hal apa saja yang sudah terlewat di hari-hari sebelumnya, hingga entah bagaimana, Chris mampu mengarahkan topik pembicaraan yang semula membahas anjing peliharaan adiknya Chris, lalu berubah jadi menye-menye.

It’s our first time celebrate this Valentine things, isn’t it?” tanyanya.

Aku usap tengkukku, lalu setelahnya mengangguk sebagai jawaban.

I never imagined that celebrate this things would bring so much joy to me. Thank you, ya, sayang.” Ucapnya lagi dibarengi dengan tangannya yang mengusap pipiku lembut.

“Iya, cause I know you deserve it. Aku tau memang setiap hari adalah hari kasih sayang bagi kamu dan aku. Setiap harinya baik kamu atau aku selalu berusaha kasih afirmasi terbaik buat hubungan ini. Kamu juga selalu mengusahakan yang terbaik buat aku. Memang yang aku lakuin hari ini nggak seberapa, tapi aku pengin banget mengapresiasi secara lebih semua effort kamu.” Chris mendengarkan dengan seksama seluruh omonganku seraya tersenyum lebar. Mengakibatkan lesung indah di pipinya itu timbul.

Tanpa sepatah kata balasan darinya, ia lalu merengkuh tubuhku ke dalam pelukannya. Memang betul adanya pepatah “Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas!” Bak sudah memendam rindu teramat lama, Chris memelukku dengan sangat erat. Aku menyamankan diriku pada dada bidangnya. Menghirup sedalam-dalamnya aroma tubuh Chris.

I love you, Chris! Thank you for still being there.” Ucapku dari dalam pelukannya.

I love you too, Anin! Thank you for not giving up on me.” Aku lantas semakin mengeratkan pelukan.

Are you happy today?” tanyaku lagi.

Of course I am! Nin, aku selalu bahagia sama kamu ever since day one. Jadi mau aku ngapain aja sama kamu pun, akan selalu jadi hal yang menyenangkan buatku.” Jawabnya setelah itu ia kecup lama keningku.

Kegiatan hari ini kami tutup dengan pillow talk juga pakai skin care. Seisi kamarku kini dipenuhi oleh gelak tawaku yang diakibatkan oleh tingkah dramatis Chris yang mengeluh sulit berbicara seiring dengan facial mask-nya yang mengeras. Hingga akhirnya suasana berubah menjadi sunyi tatkala Chris kini sudah tertidur pulas di sampingku. Sulit dipercaya bahwa kini Chris dapat tertidur lebih dahulu dibanding aku yang hingga pukul sebelas malam masih terjaga.

Ku tatap wajah damai Chris, aku bangga karena kali ini Chris bisa tidur tanpa adanya kerutan di dahinya. Hari ini bisa aku simpulkan bahwa kejutanku berhasil. Sangat sederhana memang apa yang aku lakukan hari ini, namun pastinya dapat aku kenang selamanya. Lewat kejutan dan perayaan Valentine hari ini aku jadi dapat semakin menghargai waktu. Aku jadi dapat menghargai setiap detik yang aku lalui bersama Chris.

Lewat pertemuan hari ini pula aku jadi menyadari bahwa eksistensi Chris dalam hidupku sangat penting. Aku mendapati diriku merasa sangat hidup setiap kali bersamanya. Semoga Tuhan dengar ini, karena aku sangat ingin menghabiskan hari sama Chris sampai tua nanti dengan dipenuhi kasih sayang!

--

--